KH. ROHMAT SYARIF BOJONEGORO (1939 - 2009)
KH. Rohmat Syarif adalah salah satu tokoh ulama yang
berada di Dusun Ketawang, Desa Payaman, Kecamatan Ngraho Bojonegoro. Beliau
lahir di Blora pada tanggal 25 Oktober 1939, dari pasangan Sumosarif dan Sajinem.
KH. Rohmat merupakan anak pertama dari dua bersaudara, yaitu Fauzan. Beliau
adalah sosok ulama yang rendah hati, berjiwa penyayang, dan disiplin. Beliau
adalah orang kedua yang mendirikan
sebuah pondok pesantren salafiyah di Ketawang Payaman Ngraho Bojonegoro, yaitu pondok
pesantren Asy-Syukuriyyah.
Perjalanan pendidikan beliau dimulai dari Raudhatul
Athfal yang berada di Randu Blatung, Kecamatan Cepu, Blora. Kemudian beliau
melanjutkan pendidikan dari satu pesantren ke pesantren lainnya. Beliau pernah
menempuh pendidikan Madrasah Ibtidiyah di Pondok Pesantren al-Ma’ruf Bandung
Sari, Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan Jawa Tengah, Madrasah Tsanawiyah
di Pondok Pesantren Denanyar Jombang yang dahulu diasuh oleh Kiai Bisri
Samsuri. Kemudian melanjutkan Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren as-Salam Cepu,
Blora Jawa Tengah yang diasuh oleh Kiai Usman.
Pondok Pesantren yang didirikan oleh beliau diberi nama “Asy-Syukuriyyah”.
Penamaan tersebut diambil dari nama kakek buyut Hj Umi Hanik. Selain mendirikan
pondok pesantren, beliau adalah orang yang mempunyai ide untuk mendirikan
beberapa lembaga pendidikan yang kemudian ide tersebut secara bertahap dapat direalisasikan
dan sampai saat ini masih berjalan. Seperti Madrasah Ibtidaiyah Matholiul Falah,
Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukuriyyah, dan Madrasah Aliyah Asy-Syukuriyyah.
Lokasi lembaga pendidikan tersebut masih berada di sekitar lingkungan rumah
beliau.
Setiap tahun calon
santri yang datang untuk menimba ilmu di pondok pesantren Asy-Syukuriyyah
mengalami peningkatan. Selain mendapatkan ilmu agama dari para ustadz dan
ustadzah, santriwan-santriwati juga menempuh pendidikan umum di
madrasah-madrasah yang telah didirikan tersebut. Bangunan pesantren yang dahulu
hanya beberapa kamar saja, kini semakin tahun mengalami perubahan yang
signifikan.
Pondok Pesantren Asy-Syukuriyyah merupakan pondok
pesantren salafiyah kedua yang berada di Ketawang, Payaman, Ngraho, Bojonegoro.
Walaupun wilayah tersebut tidak memiliki potensi ekonomi, namun pondok tersebut
memfokuskan untuk mewujudkan cita-cita para santrinya menjadi penghafal al-Qur’an.
Terobosan lain yang dikembangkan beliau dalam pondok pesantre yakni mendirikan Taman
Pendidikan Qur’an (TPQ), Madrasah Diniyah (Madin) dan mengaji Kitab Rutinan.
Kiai Rohmat Syarif merupakan salah satu santri Pondok
Pesantren Abu Syukur yang lokasinya tidak jauh dari pondok miliknya. Beliau
dikenal santri yang tekun, teladan dan disiplin. Sehingga, beliau menjadi salah
satu santri yang disegani oleh para santri lain karena wawasan ilmu dan kedisiplinannya.
Oleh karena itu, beliau mudah untuk beradaptasi dan bersosialisasi terhadap
santri dan masyarakat sekitar.
Pada tahun 1960 Kiai Rohmat Syarif menikah dengan Umi Hanik.
Pertemuan beliau dengan sang istri sengaja direncanakan oleh keluarganya Umi
Hanik. Pada saat beliau bertemu dengan calon istri, beliau langsung jatuh hati.
Dari pernikahannya, beliau dikaruniai 8 orang anak, diantaranya Muhafadhoh
Halimi, Muthoharoh, Imam Mujahid, Muazizah, Imam Mukholid Khoiron, Muwahidah
Romdliyati, Mubarritotuz Zahro, dan Mubarokatul Lailiyah.
Kiai Rohmat Syarif merupakan sosok ayah yang tegas dan
tidak pilih kasih. Beliau mewajibkan pada anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan
pondok. Pada saat kegiatan berlangsung namun anak-anaknya masih dirumah, beliau
menegur dan mengancam dengan pukulan jika tidak beranjak pergi ke pondok. Apabila
mereka tidak mendengar dawuhnya, maka beliau memukul dengan sapu atau kayu.
Kiai Rohmat Syarif menanamkan kedisiplinan pada anak-anaknya,
sehingga mereka mampu belajar dan melakukan apapun secara mandiri. Selain itu,
sopan santun dan kelembutan hati beliau juga dirasakan masyarakat sekitar. Selain
mengajarkan ilmu agama, beliau berinteraksi baik dengan masyarakat terutama
dalam hal agama. Seringkali beliau ditunjuk menjadi pemimpin kenduri di
desanya.
Dahulu Kiai Rohmat Syarif hidup pada masa penjajahan, beliau
juga ikutserta dalam penumpasan G 30 S PKI. Beliau pernah menjabat sebagai PNS,
disisi lain beliau juga menjadi seorang penghulu di KUA cabang kecamatan
Ngraho, Tambakrejo. Tidak hanya bekerja saja, beliau aktif dalam organisasi NU dan
beliau pernah menjadi salah satu pengurus NU cabang kecamatan Ngraho. Kesibukan
beliau sebagai pengurus NU, tidak menurunkan semangat untuk tetap mengajar
kitab pada para santrinya.
Kiai Rohmat Syarif
wafat saat dini hari di kediamannya setelah melakukan sholat shubuh, pada usia
70 tahun bertepatan pada tanggal 11 Mei, 2009 M bertepatan dengan 06 Jumadil
Ula 1430 H di Bojonegoro. Keluarga kehilangan sosok pemimpin yang ada pada diri
Kiai Rohmat Syarif dengan segala kearifannya, membuat kepergiannya menjadi luka
yang dalam. Saat pemakaman, selain sanak keluarga masyarakat sekitar dan alumni
pondok pesantren pun ikut menghantarkan beliau ketempat peristirahatannya yang
terakhir. Setelah beliau wafat dapat diperkirakan bahwa beliau memiliki kurang
lebih 10 cucu.
Saat ini Pondok Pesantren Asy Syukuriyyah mengalami
peningkatan, dari tahun ke tahun pondok tersebut berhasil mencetak santriwan
dan santriwati yang unggul khususnya dalam menghafal al Qur’an. Sepeninggalnya
beliau, mengenai urusan lembaga pendidikan dan pondok pesantren diwariskan
kepada putra-putri beliau untuk melanjutkan dan mengembangkan warisan beliau.
Kini pengasuh pondok pesantren Asy Syukuriyyah di gantikan oleh Kiai Imam
Mukholid Khoironi. [Aprilia
Setianingrum]
Daftar
Rujukan:
Wawancara
dengan Kiai Imam Mukholid Khoironi, putra kelima KH. Rohmat Syarif, pada
tanggal 29 Oktober 2018.
Wawancara
dengan Mubarokatul Lailiyah, Putri bungsu KH. Rohmat Syarif, pada tanggal 29
Oktober 2018.
Wawancara
dengan M. Ilhammudin, Santri dekat KH. Rohmat Syarif, pada tanggal 29 Oktober
2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar