Selasa, 18 Desember 2018

Biografi KH Rohmat Syarif Ngraho Bojonegoro

KH. ROHMAT SYARIF BOJONEGORO (1939 - 2009)         
KH. Rohmat Syarif adalah salah satu tokoh ulama yang berada di Dusun Ketawang, Desa Payaman, Kecamatan Ngraho Bojonegoro. Beliau lahir di Blora pada tanggal 25 Oktober 1939, dari pasangan Sumosarif dan Sajinem. KH. Rohmat merupakan anak pertama dari dua bersaudara, yaitu Fauzan. Beliau adalah sosok ulama yang rendah hati, berjiwa penyayang, dan disiplin. Beliau adalah orang kedua  yang mendirikan sebuah pondok pesantren salafiyah di Ketawang Payaman Ngraho Bojonegoro, yaitu pondok pesantren Asy-Syukuriyyah.
Perjalanan pendidikan beliau dimulai dari Raudhatul Athfal yang berada di Randu Blatung, Kecamatan Cepu, Blora. Kemudian beliau melanjutkan pendidikan dari satu pesantren ke pesantren lainnya. Beliau pernah menempuh pendidikan Madrasah Ibtidiyah di Pondok Pesantren al-Ma’ruf Bandung Sari, Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan Jawa Tengah, Madrasah Tsanawiyah di Pondok Pesantren Denanyar Jombang yang dahulu diasuh oleh Kiai Bisri Samsuri. Kemudian melanjutkan Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren as-Salam Cepu, Blora Jawa Tengah yang diasuh oleh Kiai Usman.
Pondok Pesantren yang didirikan oleh beliau diberi nama “Asy-Syukuriyyah”. Penamaan tersebut diambil dari nama kakek buyut Hj Umi Hanik. Selain mendirikan pondok pesantren, beliau adalah orang yang mempunyai ide untuk mendirikan beberapa lembaga pendidikan yang kemudian ide tersebut secara bertahap dapat direalisasikan dan sampai saat ini masih berjalan. Seperti Madrasah Ibtidaiyah Matholiul Falah, Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukuriyyah, dan Madrasah Aliyah Asy-Syukuriyyah. Lokasi lembaga pendidikan tersebut masih berada di sekitar lingkungan rumah beliau.
 Setiap tahun calon santri yang datang untuk menimba ilmu di pondok pesantren Asy-Syukuriyyah mengalami peningkatan. Selain mendapatkan ilmu agama dari para ustadz dan ustadzah, santriwan-santriwati juga menempuh pendidikan umum di madrasah-madrasah yang telah didirikan tersebut. Bangunan pesantren yang dahulu hanya beberapa kamar saja, kini semakin tahun mengalami perubahan yang signifikan.
Pondok Pesantren Asy-Syukuriyyah merupakan pondok pesantren salafiyah kedua yang berada di Ketawang, Payaman, Ngraho, Bojonegoro. Walaupun wilayah tersebut tidak memiliki potensi ekonomi, namun pondok tersebut memfokuskan untuk mewujudkan cita-cita para santrinya menjadi penghafal al-Qur’an. Terobosan lain yang dikembangkan beliau dalam pondok pesantre yakni mendirikan Taman Pendidikan Qur’an (TPQ), Madrasah Diniyah (Madin) dan mengaji Kitab Rutinan.
Kiai Rohmat Syarif merupakan salah satu santri Pondok Pesantren Abu Syukur yang lokasinya tidak jauh dari pondok miliknya. Beliau dikenal santri yang tekun, teladan dan disiplin. Sehingga, beliau menjadi salah satu santri yang disegani oleh para santri lain karena wawasan ilmu dan kedisiplinannya. Oleh karena itu, beliau mudah untuk beradaptasi dan bersosialisasi terhadap santri dan masyarakat sekitar.
Pada tahun 1960 Kiai Rohmat Syarif menikah dengan Umi Hanik. Pertemuan beliau dengan sang istri sengaja direncanakan oleh keluarganya Umi Hanik. Pada saat beliau bertemu dengan calon istri, beliau langsung jatuh hati. Dari pernikahannya, beliau dikaruniai 8 orang anak, diantaranya Muhafadhoh Halimi, Muthoharoh, Imam Mujahid, Muazizah, Imam Mukholid Khoiron, Muwahidah Romdliyati, Mubarritotuz Zahro, dan Mubarokatul Lailiyah.
Kiai Rohmat Syarif merupakan sosok ayah yang tegas dan tidak pilih kasih. Beliau mewajibkan pada anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan pondok. Pada saat kegiatan berlangsung namun anak-anaknya masih dirumah, beliau menegur dan mengancam dengan pukulan jika tidak beranjak pergi ke pondok. Apabila mereka tidak mendengar dawuhnya, maka beliau memukul dengan sapu atau kayu.  
Kiai Rohmat Syarif menanamkan kedisiplinan pada anak-anaknya, sehingga mereka mampu belajar dan melakukan apapun secara mandiri. Selain itu, sopan santun dan kelembutan hati beliau juga dirasakan masyarakat sekitar. Selain mengajarkan ilmu agama, beliau berinteraksi baik dengan masyarakat terutama dalam hal agama. Seringkali beliau ditunjuk menjadi pemimpin kenduri di desanya.
Dahulu Kiai Rohmat Syarif hidup pada masa penjajahan, beliau juga ikutserta dalam penumpasan G 30 S PKI. Beliau pernah menjabat sebagai PNS, disisi lain beliau juga menjadi seorang penghulu di KUA cabang kecamatan Ngraho, Tambakrejo. Tidak hanya bekerja saja, beliau aktif dalam organisasi NU dan beliau pernah menjadi salah satu pengurus NU cabang kecamatan Ngraho. Kesibukan beliau sebagai pengurus NU, tidak menurunkan semangat untuk tetap mengajar kitab pada para santrinya.
 Kiai Rohmat Syarif wafat saat dini hari di kediamannya setelah melakukan sholat shubuh, pada usia 70 tahun bertepatan pada tanggal 11 Mei, 2009 M bertepatan dengan 06 Jumadil Ula 1430 H di Bojonegoro. Keluarga kehilangan sosok pemimpin yang ada pada diri Kiai Rohmat Syarif dengan segala kearifannya, membuat kepergiannya menjadi luka yang dalam. Saat pemakaman, selain sanak keluarga masyarakat sekitar dan alumni pondok pesantren pun ikut menghantarkan beliau ketempat peristirahatannya yang terakhir. Setelah beliau wafat dapat diperkirakan bahwa beliau memiliki kurang lebih 10 cucu.
Saat ini Pondok Pesantren Asy Syukuriyyah mengalami peningkatan, dari tahun ke tahun pondok tersebut berhasil mencetak santriwan dan santriwati yang unggul khususnya dalam menghafal al Qur’an. Sepeninggalnya beliau, mengenai urusan lembaga pendidikan dan pondok pesantren diwariskan kepada putra-putri beliau untuk melanjutkan dan mengembangkan warisan beliau. Kini pengasuh pondok pesantren Asy Syukuriyyah di gantikan oleh Kiai Imam Mukholid Khoironi. [Aprilia Setianingrum]

Daftar Rujukan:  
Wawancara dengan Kiai Imam Mukholid Khoironi, putra kelima KH. Rohmat Syarif, pada tanggal 29 Oktober 2018.
Wawancara dengan Mubarokatul Lailiyah, Putri bungsu KH. Rohmat Syarif, pada tanggal 29 Oktober 2018.
Wawancara dengan M. Ilhammudin, Santri dekat KH. Rohmat Syarif, pada tanggal 29 Oktober 2018.